Langsung ke konten utama

Tantangan dan Dampak Globalisasi : Converse


Sejarah
The Converse Rubber Company dibuka untuk bisnis pada tahun 1908 oleh Marquis M. Converse, di Massachusetts. Marquis berada di usia 30-an dan memiliki beberapa pengalaman sebelumnya sebagai manajer di sebuah perusahaan manufaktur alas kaki. Awalnya, Converse hanya membuat galoshes dan sepatu musiman. Sembilan tahun kemudian, bagaimanapun, mereka memutuskan untuk membuat sepatu atletik sehingga mereka bisa memiliki produksi terus-menerus sepanjang tahun. Seperti basket tumbuh dalam popularitasnya, Perusahaan Converse ingin menyediakan para pemain dengan sepatu basket yang baik untuk menemani olahraga mereka. The Converse All Stars adalah produksi massal pertama sepatu basket di Amerika. Sebagai pemain basket SMA di Indiana, Chuck Taylor mulai memakai Converse All Stars dan menjadi sangat menggilai mereka.

Sepatu itu tidak terlalu populer sampai Chuck Taylor diadopsi mereka sebagai sepatu pilihan. Ia terkesan dengan desain sehingga ia menjadi salesman terkemuka di sepatu itu. Setelah Chuck Taylor dipekerjakan oleh Corporation Converse, ia menyarankan cara baru untuk menjahit sepatu bersama-sama memberikan dukungan lebih tetapi juga fleksibilitas. Dia juga menyarankan untuk menambahkan patch untuk nama merek. Ketika saran Chuck membuktikan diri yang memadai, sepatu punya nama saat ini dan tanda tangan Chuck Taylor di pergelangan kaki yang All Stars patch. Pada awalnya sepatu itu hanya dalam nada bumi dengan trim hitam, tetapi pada tahun 1920 mereka datang dalam kanvas hitam atau gaya kulit.

Berkurangnya Peminat dan Mencari Solusi
Selama akhir 1980-an dan 1990-an, Converse All Stars menjadi kurang populer, dengan demikian, konsumen mulai memakai Nike dan perusahaan sepatu lainnya mulai menjadi lebih terkenal. Perusahaan Converse berusaha untuk melawan dengan membuat lebih banyak varietas dalam All Stars dan gaya yang berbeda. Mereka mencoba membuat sepatu lebih membungkuk untuk kelompok usia tertentu. Sayangnya, bisnis Converse terus menurun dan banyak orang berhenti membeli mereka. Converse menolak hanya meninggalkan perusahaan mereka mapan sehingga mereka memutuskan untuk menjualnya ke saingan mereka. Ketika Converse dibeli oleh Nike pada tahun 2003 dan operasi dipindahkan dari Amerika Serikat ke luar negeri, di Asia, desain melihat beberapa perubahan. Kain untuk waktu yang singkat ada 2-lapis lagi kapas kanvas tapi 1-ply "tekstil" dan banyak pemakai melihat pola yang berbeda dipakai. Karena keluhan ini sepatu sekali lagi diproduksi dengan desain lapisan kembar kanvas mulai kadang antara 2005-2009. Perubahan ini menyebabkan sekitar Kenaikan sebesar $ 5 di seluruh merek sepatu dari sekitar $ 40 sampai $ 45 masing-masing.

Opini:

Meski saat ini sepatu mempunyai merek dengan berbagai jenis, Converse sendiri mampu mempertahankan eksistensinya karena masih banyak peminat pada produk tersebut. Sempat mengalami penurunan, Converse mampu bangkit saat bekerja sama dengan Nike dan berhasil meraih keuntungan yang besar. Converse juga mampu bertahan pada pasar saat persaingan dengan merek lain dengan desain dan warna berbeda, sedangkan Converse sendiri masih memakai desain yang sama sejak dahulu. Peminat Converse juga berbagai macam kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa baik pria maupun wanita.


Referensi:

http://duniakaomao.blogspot.com/2012/08/sejarah-sepatu-converse-all-star.html#ixzz5RK8ufeEh 

http://img600.imageshack.us/img600/492/marquismconverse.jpghttp://img189.imageshack.us/img189/6285/chucktaylorautograph.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekonomi Moneter

Ekonomi moneter merupakan salah satu instrumen penting dalam perekonomian modern, dalam perekonomian modern terdapat dua kebijakan perekonomian yang dijadikan instrumrn oleh pemerintah dalam menstabilkan perekonomian suatu negara, yang pertama ialah kebijakan Fiskal yakni kebijakan yang diambil pemerintah untuk membelanjakan pendapatannya dalam merealisasi tujuan-tujuan ekonomi. Sejak zaman Rasullah SAW dan Khulafaur Rasyidin kebijakan moneter dilaksanakan tanpa menggunakan instrumen bunga sama sekali. Perekonomian Jazirah Arabia ketika itu ialah perekonomian dagang, bukan ekonomi yang berbasis sumber daya alam, minyak bumi belum ditemukan dan sumber daya alam lainnya terbatas. Perekonomian Arab di zaman Rasulullah SAW bukanlah ekonomi terbelakang yang hanya mengenal barter, bahkan jauh dari gambaran seperti itu. Valuta asing dari Persia dan Romawi dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Arab. Dinar dan Dirham juga dijadikan alat pembayaran resmi. Sistem devisa bebas diterapkan, ...

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) : Perguruan Tinggi Swasta yang Kini Raih Akreditasi A

Salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka atau yang biasa dikenal dengan UHAMKA kini raih akreditasi A. Berdasarkan penilaian Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)   yang diungkapkan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir di kantor Kemristekdikti, Senayan, Jakarta, dilansir di   REPUBLIKA.CO.ID   bahwa UHAMKA menjadi salah satu dari sembilan perguruan tinggi swasta yang mendapatkan akreditasi A pada tahun 2016. Visi : Universitas utama yang menghasilkan lulusan unggul dalam kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial. Misi : 1.       Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan Al Islam dan Kemuhammadiyahan. 2.       Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dengan prinsip belajar sepanjang hayat. 3.       Menyelenggarakan penelitian dengan prinsip kebebasan berp...